MANADO, suarahimpunan.com – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (PB HMI MPO) dalam Pleno 3 menetapkan HMI MPO Cabang Aceh Timur sebagai tuan rumah Kongres ke-33.
Pembacaan hasil putusan sidang Pleno 3 ini dilaksanakan pada Jum’at (10/6) di Asrama Haji Tuminting Manado. Hasil putusan sidang ini mendapat gugatan dari berbagai pihak.
Ketua Umum HMI MPO Cabang Jakarta Selatan, Redza Sutiara Akbar, menilai bahwa putusan sidang PB HMI MPO terkait penetapan tuan rumah Kongres ke-33 ini tidak adil dan bijaksana.
“Menurut saya putusan terkait tuan rumah Kongres ini jauh dari kata adil dan bijaksana, karena cabang-cabang sudah rapat pada malam hari bagaimana penentuan indikator-indikator, sudah jelas bagaimana indikator-indikator yang terjadi di dua cabang, Cabang Jakarta Selatan dan Cabang Aceh Timur,” ungkapnya.
Redza pun dengan tegas menyampaikan bahwa pihaknya menyatakan mosi tidak percaya pada PB HMI MPO terkait putusan tuan rumah Kongres.
“Menurut saya PB HMI hari ini sudah tidak adil dalam memutuskan penentuan tuan rumah dan sudah tidak objektif dan hari ini Cabang Jakarta Selatan menyatakan mosi tidak percaya dengan penentuan tuan rumah Kongres ke-33,” ujarnya.
Ketua Badan Koordinasi Jawa Bagian Barat (Badko Jabagbar), Aceng Hakiki, mengatakan bahwa PB harus meninjau kembali terkait putusannya mengenai tuan rumah Kongres. Pasalnya, menurutnya dalam rapat pimpinan cabang telah ditetapkan indikator ideal yang menjadi penilaian objektif untuk menjadi tuan rumah Kongres.
“Untuk penentuan tuan rumah Kongres ini, kiranya PB HMI patut mempertimbangkan kembali karena berdasarkan hasil rekomendasi cabang-cabang itu ada delapan indikator, tinggal dievaluasi apakah sudah sesuai dengan indikator itu atau hanya persoalan perasaan saja atau kebijaksanaan,” ungkapnya.
Sementara itu Wasekjend Komisi Hukum dan HAM PB HMI MPO, Aldiyat Syam Husein, mengaku bahwa dirinya tidak terlibat langsung dalam rapat final mengenai putusan terkait tuan rumah Kongres ke-33.
“Terakhir kita mendengar bahwa ada rapat pengurus PB, sementara saya sendiri juga tidak dilibatkan dalam rapat terakhir mengenai keputusan tuan rumah Kongres itu. Jadi, kita melihat bahwa keputusan ini sangat subjektif sekali, sehingga pelibatan seluruh unsur pengurus PB juga tidak dilibatkan baik yang hadir di sini ataupun yang tidak hadir juga,” paparnya.
Aldiyat pun menegaskan bahwa ia pun berada pada pihak HMI MPO Jabagbar.
“Jelas kita bersepakat bahwa di luar daripada forum yang diinisiasi ini bahwa kita ikut di teman-teman Jabagbar, mosi tidak percaya juga,” tandasnya.
(SPT)