Cerita Kule

SNOWBALL

Published

on

Oleh: Kanda Irkham Magfuri Jamas, Formatur Cabang Serang

Tidak seperti biasanya, hari ini aku mau nyeloteh bebas. Ya namanya nyeloteh bebas, jadi segala bentuk referensinya tergantung bayangan yang ada di otak saya hehe…

Kegabutan saat sendiri memang kerap begini, kadang lagi diem tapi imajinasi menari-nari. Sayang rasanya kalau tak diabadikan dalam bentuk tulisan. Semoga pembaca sekalian terhibur dan dapat menuai banyak manfaat.

So, ceritanya lagi merenung, berkontemplasi terhadap capaian hidup dan sederet kegagalan yang menyertai. Ternyata tema pikiranku kali ini adalah ‘ICE’ atau bila dialih bahasakan menjadi ‘ES’ Wkwkwk. Gatau kenapa jadi kepikiran sama es. Mungkin karena cuaca hari ini dan kemarin dingin. Yang biasanya itu beriklim gurun, beberapa hari kebelakang malah beriklim .

Singkat cerita, terbayang dalam angan betapa banyak kegagalan, penderitaan, kesulitan yang sudah dialami. Lika-liku hidup ini… ciaaahh dah kaya lirik lagu aja. Yak lika-liku hidup ini selalu menghadirkan pengalaman. Kalau kata tulisan yang nongol di buku tulis waktu SD sih bilang ‘Experience is the best teacher.’

Ternyata bener bre, dari serentetan kegagalan, rasa kecewa, penderitaan bahkan rasa duka itu kemudian terakumulasi dan membentuk pengalaman berharga yang tak mungkin bisa dibagi feel-nya kepada orang lain sebelum mereka mengalaminya sendiri.

Pengalaman itu yang kemudian mengangkat nama penulis, pengalamaan itu yang kemudian membuat orang-orang kenal dengan penulis, pengalaman itu yang kemudian menyelamatkan penulis hari ini dan masa depan serta pengalaman itulah yang ternyata menjadi pilar penyokong kesuksesan bagi penulis.

Ya betul, kaya . Kalau temen-temen main nih ke daerah kutub kemudian berlayar kaya di film Titanic. Tapi ga mesti peluk-pelukan juga, intinya ya berlayar aja ke lautnya buat ngeliat . Naahh ternyata gunung es yang muncul ke permuakaan air laut itu hanyalah secuil penampakan gunung es besar yang ada di bawahnya. Orang yang menaiki kapal pasti hanya bisa melihat gunung es di permukaan, tapi takkan pernah tau sebesar apa sih gunung es yang menopangnya. Sama, orang lain, jika melihat kita hari ini takkan pernah tau sebesar apa perjuangan yang telah dilaluinya.

Baca Juga:  Terapan Konsep Kesehatan Jiwa Imam Al-Ghazali

Berbicara kesuksesan jadi teringat kutipan motivasi waktu belajar di pesantren.

‘Tak ada kenikmatan kecuali setelah bersusah payah’

Ternyata itu BUENERRR banget loh. Jadi pernah nih ya, berada di titik apa-apa serba mudah. Kaya contoh gini deh, dulu mau sekolah itu gampang banget gitu masuknya. Mau sekolah di SMK negeri gampang, masuk ke SMP gampang, mau mondok (nama lain mesantren) gampang, bahkan mau masuk ke perguruan tinggi pun gampang. Jadi ga tau gitu rasanya berjuang biar masuk ke situ dan pada akhirnya ya biasa-biasa aja.

Sampai kemudian ada fenomena dimana liat temen-temen yang ga bisa kuliah tapi pengen, liat orang yang berusaha susah payah biar bisa sekolah dsb dan barulah tau rasanya bersyukur saat memberanikan diri untuk men-stop subsidi biaya kuliah dari orang tua. Dari situ bersyukur banget punya kesempatan mengenyam pendidikan. Karena, asli! nyari dana untuk bisa berpendidikan itu perjuangan yang tak mudah kawan.

Kemudian kerasa banget tuh waktu mengemban amanah, saat kita susah payah amanah lalu ada saja ujiannya dan kita tetap istiqomah pada kebenaran. Ya kata Allah geh ‘SABAR’ asli loh buah sabar itu ternyata benar keberuntungan. Pernah nih ya ada kasus waktu itu apply beasiswa. Nah yang saya apply ini 2 beasiswa dan keduanya diterima.

Biasa, secara naluri manusia bakal pilih yang paling gede dong wkwk. Ehhh… tapi ke blokir sama yang paling gede itu. Awalnya sih ga terima, tapi ya mau bagaimana lagi selain disyukuri. Singkat cerita 1 tahun berlalu dan beasiswa usai. Lalu harus usaha lagi biar dapet beasiswa yang lain. Kebetulan ada pembukaan beasiswa yang bergengsi, terus daftar dong. Daaaannnn… eng ing eennggg keterima. Asli itu terharu banget. Ternyata Allah merencanakan saya dapet beasiswa ini sehingga Allah tidak memasukkan saya ke beasiswa yang sana. Asli sih momen itu haru banget. Karena plusnya lagi, gak hanya beasiswa yang didapet, tapi InsyaAllah 😀

Yaa, dari sedikit pengalaman yang dibagikan, penulis makin optimis. Karena sekecil apapun kebaikan yang kita kerjakan itu bagaikan tetesan air yang menghasilkan riak air yang tak terbatas yang akan kembali lagi pada kita.

Baca Juga:  Tenang, Kamu Ga Sendiri Kok

Penulis merasa nih ya, awalnya aku ini bukan siapa-siapa. Kemudian, karena langkah kecil dan terus dikerjakan, kerjakan, kerjakan. Lama-lama ternyata langkah ini menjadi rute panjang yang tak terasa usai dilalui. Kadang ngomong dalam hati, “hey kamu bisa loh melalui hari hari yang lalu, kamu udah sampai sejauh ini loh, ternyata kamu bisa melalui ini semua.”

Saat kesulitan datang dan kalimat itu asli powerfull banget hihi… Rumusan sing penting di lakoni (bunyi pepatah jawa) yang bermakna yang penting dikerjain! Itu menjadi mantra sederhana, tapi hikmahnya besar untuk diri sendiri. Ibarat , selangkah demi langkah kau jajaki, maka gunung yang tinggi itu akan berada di bawah telapak kaki.

Senyum-senyum sendiri. Pernah kan liat orang senyum-senyum sendiri? Tau gak kenapa? Ya karena ada yang terlintas di pikirannya. Kalau dalam hadits kudsi orang yang sakaratul maut itu akan mengeluarkan air mata karena mereka terharu melihat amal solehnya. Maka sama, orang tersenyum pasti karena memikirkan atau merasakan kebahagiaan. Eh ternyata begitu juga yang sering dialami orang-orang sukses. Lihatlah pancaran wajahnya, mereka murah senyum, karena tak suram hatinya. Karena bagai bola salju, langkah kecil yang dikerjakannya saat ini telah menjadi momentum besar bagi masa depannya.

SNOWBALL

Pernah dengar istilah bola salju? Kalau belum, cocok banget baca ulasan akhir di penghujung tulisan ini. Buat kamu yang berat untuk melangkah, buat kamu yang sedang merencanakan usaha, buat kamu yang sedang meniti karir, buat kamu yang ragu untuk menikah, intinya buat kamu yang belum juga memulai. Mulailah apapun itu selagi baik dan tidak Allah larang. Memang, langkah awal akan terasa begitu berat dan penuh keraguan. Akan tetapai untuk mulai berjalan tak mesti pijakan dengan langakah besar. Cukup 1 pijakan kecil dan terus kau lakukan berulang, berulang, berulang yang akan membuka pintu-pintu kemudahan dari berbagai penjuru. bagai glinding bola salju yang semula kecil kemudian menjadi besar dengan bertahap dan pesat. Percayalah! bola itu mulanya hanyalah bola kecil yang terus menggelinding.

 @irkhammagfuri

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lagi Trending