JAKARTA, suarahimpunan.com – Aksi penolakan atas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih terus berlangsung di beberapa daerah, termasuk di depan Istana Negara.
Sejumlah aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Jakarta kembali menggelar aksi di Istana Negara dengan membawakan teatrikal, Rabu (7/9).
Aksi dimulai sekitar pukul 13.30 WIB, massa aksi terpantau membawa perangkat aksi berupa gumpalan kain yang menyerupai pocong yang ditempeli beberapa foto pejabat negara. Massa aksi juga membawa spanduk yang memuat tulisan ‘TOLAK KENAIKAN BBM #JOKOWI AMIN BONEKA OLIGARKI‘.
Ketua Umum HMI MPO Cabang Jakarta, Yasri Nurdin, menilai bahwa kenaikan BBM bersubsidi merupakan permainan politik pasar global.
“Saya menilai bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak pertalite dan solar, tidak lepas dari permainan politik pasar global serta politik peran lembaga keuangan internasional,” ujarnya.
Yasri juga menjelaskan bahwa teatrikal yang menghadirkan wujud pocong merupakan gambaran hati nurani pemerintah yang telah mati.
“Adapun teatrikal yang kami buat seperti pocong ialah menandakan matinya nurani rezim Jokowi, dan kami menilai bahwasanya Presiden berkompromi dengan pemerintah untuk menaikkan harga BBM,” katanya.
Yasri pun menuturkan bahwa situasi perekonomian masyarakat belum sepenuhnya stabil, sehingga kenaikan harga BBM ini dinilai merugikan masyarakat.
“Mengingat situasi saat ini perekonomian masyarakat tidak sepenuhnya siap dengan kebijakan tersebut, dikarenakan dampak pandemi Covid-19 dan permasalahan harga bahan pokok yang belum stabil. Maka dengan ini, atas nama pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Jakarta, kami menolak keras kenaikan harga BBM,” tegasnya.
Sementara itu Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Daymato Mony, menilai bahwa kebijakan pemerintah bersifat arogansi karena sangat menekan situasi perekonomian masyarakat.
“Kebijakan pemerintah menurut kami bersifat arogansi yang dimana lebih menekan kondisi ekonomi masyarakat dengan kondisi kebutuhan ekonomi saat ini. Jadi kenaikan BBM bukanlah solusi yang tetap dalam memutuskan mata rantai keterpurukan ekonomi malah membebani kehidupan ekonomi masyarakat miskin kota,” jelasnya.
Daymanto pun menjelaskan bahwa pihaknya menuntut agar Presiden RI dapat menurunkan harga BBM, dan mencopot Erick Thohir dari jabatannya sebagai menteri BUMN.
“Berdasarkan kajian kami, maka kami HMI MPO Jakarta melakukan aksi demonstrasi dengan membawa tuntutan yaitu, mendesak Presiden agar segera menurunkan harga bahan bakar minyak, dan mendesak presiden copot Erick Thohir selaku menteri BUMN karena gagal mereformasi BUMN,” tandasnya. (SPT)