Serang,
suarahimpunan.com – Aksi unjuk rasa yang dilakukan pada 22 Mei yang lalu dan
berakhir ricuh hingga saat ini masih menyisakan duka. Banyak kerugian yang
terjadi pada insiden tersebut, baik kerugian jiwa maupun materil. Tercatat, 8
orang tewas, puluhan kendaraan bermotor rusak, dan sekitar dua warung dijarah.
Beberapa hari yang
lalu, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengundang dua orang pemilik
toko yang dijarah pada saat terjadi kericuhan 22 Mei diduga oleh masa aksi
unjuk rasa.
Dalam pertemuan
tersebut, Jokowi, panggilan akrab Presiden, mendengarkan curahan hati korban
penjarahan tersebut. Selain itu, Jokowi juga memberikan bantuan dana kepada
para korban penjarahan untuk sebagai modal mereka kembali berdagang.
Menanggapi hal
tersebut, Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam – Majelis Penyelamat
Organisasi (HMI-MPO) Cabang Serang, Diebaj Ghuroofie, mengapresiasi apa yang
dilakukan oleh Jokowi kepada para pemilik warung yang dijarah.
“Kami apresiasi apa
yang dilakukan oleh pak Jokowi, memberikan modal untuk saudara kita yang kena
jarah pada aksi 22 Mei lalu,” ungkapnya kepada Kru LAPMI Serang, Selasa (28/5).
Namun, ia juga
mempertanyakan kapan Istana akan mengundang para keluarga korban tewas pada
aksi 22 Mei yang lalu. Karena menurutnya, mereka juga merupakan warga negara
yang harus ditemui.
“Pertanyaannya, kapan
pak Presiden undang keluarga korban tewas pada aksi kemarin? Mereka juga warga
negara Indonesia, yang patut menerima belasungkawa dari pemimpin mereka,” ujar
Diebaj.
Menurut Diebaj, hingga
saat ini dirinya belum pernah membaca ataupun mendengar kalimat bela sungkawa dari
Jokowi terhadap mereka yang tewas pada aksi tersebut.
“Saya sudah cari-cari,
belum ada kalimat prihatin maupun belasungkawa dari pak Jokowi kepada mereka
yang tewas. Ini sebenarnya ada apa?” tuturnya.
Ia menuturkan, apabila
keabsenan Jokowi dalam merespon tewasnya para pengunjuk rasa karena
pertimbangan politik praktis, maka hal tersebut merupakan sikap kekanak-kanakan
dari seorang pemimpin negara.
“Jangan sampai karena
mereka yang tewas merupakan masyarakat pendukung Prabowo, pak Presiden yang merupakan
Calon Presiden petahana jadi tidak mau bersikap. Itu kekanak-kanakan,”
tandasnya.