Kabar

Pustaka Al-Kautsar Luncurkan & Bedah Buku Muhammad Sang Negarawan, Menambah Khazanah Politik Islam Momentum Tahun Politik

Published

on

launching buku & bedah buku "Muhammad Sang Negarawan" Belajar Kepemimpinan Politik dari Nabi Saw oleh Pustaka Al-Kautsar/ (Istimewa)

Pameran Buku Islamic Book Fair (IBF) 2023 memasuki hari ke-4. Hari keempat IBF 2003 Sabtu (23/9/2023), bertempat di Panggung Utama diisi dengan berbagai kegiatan bedah buku-buku bermutu dan talkshow.

Di antara buku yang ditampilkan dalam diskusi hari ini sekaligus peluncuran buku “Muhammad sang Negarawan” Belajar Kepemimpinan Dari Nabi Saw, oleh Penerbit Pustaka Al-Kautsar. Buku ini karya penulis Drs.Thoir Bawazier sebagai Direktur Penerbit Al-Kautsar.

Pada event ini, kabarnya akan menghadirkan Dr. Fadli Zon (Politisi) yang ternyata berhalangan hadir, Drs.Thoir Bawazier (Penulis) , Prof. Mohammad Baharun (Pakar Sosiologi Agama).

Dalam diskusi yang berlangsung, Thoir Bawazier menuturkan Launching & Bedah Buku “Muhammad sang Negarawan” nawaitu sebagai penambah khazanah Islam dalam kancah wawasan /kekuasaan kebetulan momentum tahun . Keresahan terhadap politik muslim yang malah banyak belajar politik yang tidak sesuai dengan Islam tidak bersumberkan pada Islam padahal sumber terdekat yaitu Suri teladan Rasullulah Saw sebagai Negarawan.

Dalam isi bukunya beliau menerangkan akan tanda bahwa Rasulullah betul-betul seorang negarawan hebat, dan buku ini perbandingan pemikiran barat dan Islam dalam memandang Politik/kekuasaan.

“20 karakteristik kepemimpinan nabi bahwa beliau adalah seorang negarawan, yang paling hebat dan sempurna wajib kita teladani, kekuasaan menurut barat sebagai kenikmatan beda hal dengan IsIam sebagai amanat,” tegasnya.

Baca Juga:  Pengurus Besar HMI MPO 2023-2025 Resmi Dilantik, Angkat 3 Isu Besar yang Jadi Sorotan

Selanjutnya ia pun menerangkan akan pristiwa perang uhud yang ternyata dibalik segala hal berkaitan dengan kekalahan Rasullulah, ada sebuah hikmah yang sangat luar biasa.

“Kita lihat Keputusan-keputusan Rasulullah banyak ditentang maju keluar Madinah disaat itulah terlihat bagaimana orang-orang yang setia terhadap keislamannya kepada Nabi dan yang tidak begini lah kepemimpinan nabi terlihat dan dapat tersaring akan orang-orang yang tidak setia” ujarnya.

Penulis juga mengingatkan terkait peristiwa-peristiwa Rasullulah dalam kekalahan dan kesalahan. Tak hanya mengisahkan kemenangannya saja, sebuah kekalahan Rasulullah pun ia terangkan supaya membangun jiwa yang kuat.

“Dan disini Bagaimana kita dapat menentukan atau merumuskan pemimpin sebagaimana sifat kepemimpinan Rasulullah Saw” terangnya.

Diakhir pembicaraan, penulis mengajak untuk membaca buku tersebut lebih jelasnya dan berharap apa yang ia berikan dapat bermanfaat.

“Semoga apa yang saya sumbangsihkan bermanfaat, dan lebih jelasnya terdapat pada dalam buku.”

Lantas pembicaraan kedua Mohammad Badrun, menuturkan bahwa para da’i kita ini hanya berbicara dan menerangkan akan Sunnah Ibadah saja tidak kepada sudut kenegarawanan Nabi.

Baca Juga:  Pascabanjir Tak Dapat Kepastian Hunian, Ibu Asminah Juga Terusir dari Keluarga Sendiri

“Justru menjelaskan kenegarawanan nabi itulah sangat penting juga, seperti halnya peristiwa pemindahan hajar aswad dengan sifat kepemimpinan tidak timbul pertikaian”. Ujarnya.

Dalam sifat-sifat kepemimpinan nabi itu terdapat risalah-risalah terlaksana dengan baik dan timbulnya kesejahteraan.

“peristiwa hijrah dimana ketika itu kedatangan nabi diperebutkan 2 kabilah besar untuk menentukan siapa yang layak untuk disambangi tetapi nabi menentukan keputusan sesuai arah onta berdiam disitulah kenegarawanan nabi terasa agar tidak berselisih terasa tentram,” Jelasnya.

Lalu Rasulullah mempersaudarakan 2 kabilah lantas membangun peradaban madani yang mana ini mengambil dari asal nama kota madinah jejaki maka begitu sifat kenegarawanan terasa sejahtera dan aman.

“Telah jelas kita awal pencetus hak-hak asasi manusia (Ham) , lalu adanya Piagam Mandinah merupakan juga himpunan aspirasi-aspirasi masyarakat Non-muslim ditampung,” ucapnya.

“Politisi-politisi muslim harus menggali mempelajari kenegarawanan Muhammad Saw, akan hasilnya sebagaimana Negara Madani di bangun oleh Rasullulah”imbuhnya.

Sebagai penutup, pembicara kedua mengatakan begitu tingginya nilai-nilai kenegarawanan Muhammad Saw, sebagian mungkin sudah banyak yang diketahui dan sebagaian lagi perlu kita gali.

“Agar Masyarakat luas tahu Muhammad Rasullulah Saw negarawan yang unggul tiada tara bandingannya,” tutupnya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lagi Trending